Tiga Hari yang Menginspirasi, Perjalanan Temu Pegiat TBM 2025

Kami, dari TBM Bintang Brilliant, merasa sangat beruntung bisa menjadi bagian dari Temu Pegiat TBM 2025 di TBM Ibnu Hajar, Magelang Jawa Tengah. Selama tiga hari, 31 Januari – 2 Februari 2025, kami bertemu ratusan pegiat literasi dari berbagai daerah di Indonesia.


Biasanya, kami hanya saling menyapa melalui Zoom atau media sosial, tapi kali ini, kami bisa bertatap muka langsung, berbincang, berbagi pengalaman, dan tentu saja berfoto bersama. Terakhir kali ketemu secara offline adalah di Madiun saat Fasilitasi Penggerak Literasi Tahun 2024 yang diselenggarakan oleh Forum TBM dan Perpusnas. Saat itu hanya bertemu dengan pegiat dari Jawa Timur, Jawa Tengah, DIY dan Pengurus Pusat. 

Kalau yang sekarang makin banyak ketemu dengan pegiat TBM. ada yang dari Jawa Barat, DKI Jakarta, Kalimantan, Sumatera hingga Sulawesi. Makin luas jangkauan pertemanan. 

Kebersamaan yang Terjalin Sejak Awal

Acara ini dihadiri oleh berbagai pihak yang berperan aktif dalam gerakan literasi, seperti:

  • Pengurus Pusat Forum TBM
  • Pengurus Wilayah Forum TBM dari berbagai provinsi
  • Pengurus Daerah dari berbagai kabupaten
  • Pengelola TBM dan mitra TBM
  • Panitia lokal dan masyarakat sekitar 

Ada beberapa hal unik dalam pertemuan ini yang membuat kami semakin merasa menjadi bagian dari keluarga besar jaringan TBM Indonesia:

  1. Setiap peserta berkontribusi Rp100.000 sebagai bentuk dukungan mandiri.
  2. Semua membawa tiga gelas beras, yang kemudian dijadikan satu dan dimasak sebagai simbol kebersamaan.
  3. Ada yang membawa makanan khas daerah untuk saling berbagi rasa dan budaya.
  4. Produk hasil karya TBM dipamerkan, memberi inspirasi bagi pengelola lain. Dari TBM Bintang Brilliant ada 2 buku yang dibawa, yakni buku : Antologi Cerita Anak Liburan Bersama dan Antologi Cerita Perjalanan Wisata Bahari Lamongan. 
  5. Peserta menginap di tenda-tenda. Ada juga yang menginap di rumah penduduk. Ini menciptakan suasana akrab yang penuh kebersamaan. 
  6. Kegiatan sangat variatif, dari sesi serius, santai, hingga penuh hiburan.

Hari Pertama: Dari Pembukaan Hingga Jagongan Literasi

Setelah perjalanan yang cukup panjang dari Lamongan Jawa Timur yang transit dulu ke Jombang, kami akhirnya tiba di TBM Ibnu Hajar, Magelang Jawa Tengah.

Karena sampai di malam hari, jadinya tidak bisa mengikuti pembukaan dan jagongan literasi. 

Berdasarkan informasi di grup peserta dan juga live Di Youtube Forum TBM, Acara dibuka secara simbolis oleh Ketua Forum TBM dan panitia, lalu malamnya ada sesi Jagongan Literasi bersama Prof. E. Aminudin Aziz, MA, Kepala Perpustakaan Nasional.

Jagongan literasi ini dipandu oleh Dr. Heru Kurniawan, Ketua PW Forum TBM Jawa Tengah. Dari live yang dibagikan, kami mendengar banyak wawasan baru tentang peran TBM sebagai pusat pemberdayaan masyarakat dan juga perencanaan Perpusnas kedepan. 

Hari Kedua: Dari Jelajah Borobudur hingga Berbagi Praktik Baik

Pagi-pagi, kami sudah bersiap berangkat ke Borobudur. Perjalanan dari TBM Ibnu Hajar ke pelataran candi hanya sekitar 30 menit. Kami ikut di salah satu bis yang disediakan. Ada 3 bis dari panitia yang dijadikan sarana transportasi dari TBM Ibnu Hajar ke lokasi wisata Candi Borobudur. Bagi yang mehbawa kendaraan pribadi, baik mobil maupun motor tentunya naik kendaraan mereka sendiri. 

Sesampainya di Candi Borobudur. Peserta yang jumlahnya mencapai 200an dibagi enjadi empat kelompok, masing-masing didampingi pemandu dari Balai Konservasi Borobudur. Kami masuk di kelompok 4.

Bersama pemandu, kami mendengarkan kisah sejarah Borobudur, melihat relief-relief yang menyimpan cerita masa lalu, dan tentu saja mengabadikan momen dengan berfoto bersama. Keliling komplek Borobudur lumayan menguras energi juga ternyata. 

Setelah itu, kami mengunjungi Museum Borobudur, beberapa peserta bahkan sempat belajar bermain gamelan di sana. Perjalanan berlanjut ke Taman Baca Borobudur, tempat kami kembali berbincang santai dan bertukar ide tentang pengelolaan TBM.

Jelang waktu Dhuhur, kami kembali ke TBM Ibnu Hajar untuk istirahat dan makan siang.

Diskusi: TBM sebagai Ruang Bertumbuh

Siang harinya, kami mengikuti diskusi "Mengenal TBM Lebih Dekat: Menjadikan TBM sebagai Jendela Pengetahuan, Ruang Bertumbuh, dan Gerakan Berdaya."

Dipandu oleh mbak Heni Wardatur Rohmah (Sekjen Forum TBM Pusat) dan Tirta Nursari (Sekretaris PW Forum TBM Jawa Tengah), sesi ini membuka wawasan kami tentang bagaimana TBM bisa lebih berkembang dan berdampak luas. Ada diskusi yang terjalin saat kegiatan. Presentasi dari perwakilan TBM juga dilaksanakan. 

Berbagi Praktik Baik

Sore hari, kami mengikuti sesi Praktik Baik Penyelenggaraan TBM dengan narasumber:

1. Muri Iryanti – Perpustakaan Ramah Anak, Kubu Raya

2. Rian Haryanto – Komunitas Literasi Senja Cirebon

3. Dhiya Restu P – Dalem Pasinaon Wonogiri

Di pandu oleh moderator : Nana Yuliana

Para narasumber membagikan cerita menarik tentang praktik baik yang telah mereka lakukan. Setelah sesi berbagi, peserta dibagi menjadi tiga kelompok. Setiap kelompok melakukan praktik baik secara langsung bersama narasumber.

Kami dari TBM Bintang Brilliant bergabung dengan kelompok tiga. Di sana, kami diajak bermain permainan tradisional. Banyak permainan yang dimainkan, dan kami sangat senang bisa bergembira bersama. Nantinya, permainan ini bisa kami praktikkan kembali.

Di kelompok lain, beberapa peserta diajak membaca nyaring. Setelah itu, mereka menggambar sesuatu berdasarkan apa yang telah dibaca. Sebagai penutup, peserta menyampaikan ulasan dan kesan mereka tentang kegiatan ini.

Berbagi Pengelolaan Forum TBM Wilayah


Malam harinya, ada sesi berbagi dari Ketua Forum TBM Wilayah, dengan narasumber :

  • Aam Siti Aminah – Ketua PW Forum TBM Jawa Barat
  • Yudi Hartanto – Ketua PW Forum TBM DKI Jakarta
  • Indra Suryanto – Ketua PW Forum TBM DIY

Moderator kegiatan ini adalah pengelola dari TBM Bintang Brilliant kami, pemilik blog Munasya.com

Dalam sesi ini, Ketua PW menceritakan berbagai hal tentang pengelolaan Forum TBM di wilayahnya. 

Di Jawa Barat, terdapat 27 Pengurus Daerah yang dibina. Beberapa praktik baik yang dilakukan antara lain pertemuan langsung, diskusi daring, kemah literasi, pameran buku, dan pembuatan katalog produk TBM.

Di DKI Jakarta, terdapat 6 Pengurus Daerah yang dibina. Fokus utama mereka adalah penguatan kepengurusan melalui sosialisasi dan penyadaran. Selain itu, mereka aktif menyebarkan informasi kegiatan di media sosial. Hal yang paling mencolok adalah kerja sama dengan Perpusnas Qatar. Berkat kerja sama ini, Pengurus Wilayah DKI Jakarta dapat mengadakan berbagai kegiatan praktik baik TBM di Qatar.

Di DIY, terdapat 5 Pengurus Daerah. Mereka membentuk grup khusus untuk Ketua PW dan PD guna memperkuat koordinasi. Selain itu, ada penguatan moral bagi pengurus sesuai dengan karakter masing-masing. Salah satu kegiatan unik yang mereka lakukan adalah Festival TBM, yang berhasil menarik perhatian publik.

Sesi selanjutnya adalah berbagi cerita tentang sejarah TBM Ibnu Hajar Magelang, lokasi acara ini berlangsung. TBM Ibnu Hajar telah berkembang menjadi Living Museum Kebon Pasinaon.

Dalam sesi ini, ditampilkan slide-slide perjalanan TBM Ibnu Hajar dari masa lampau. Mulai dari kondisi awal, kehancuran akibat erupsi Merapi dan lahar dingin, hingga perjuangan membangunnya kembali. Proses pemulihan pasca-bencana membutuhkan banyak waktu, tenaga, dan biaya.

Kini, TBM Ibnu Hajar terus berbenah. Esok hari, para peserta akan diajak berkeliling untuk menyusuri sisa-sisa erupsi Merapi. Mereka juga akan melihat kondisi tanah dan bangunan TBM Ibnu Hajar secara keseluruhan.

Di sela acara, dilakukan pemberian SK Pengurus Wilayah Forum TBM Jawa Timur. Ini merupakan bentuk komitmen Pengurus Pusat terhadap wilayah dan daerah. 

Sebagai penutup hari kedua, ada penampilan hiburan. Selain puisi dan lagu dari pengurus Forum TBM serta perwakilan TBM, yang paling menyita perhatian adalah Tari Topeng Ireng Putri dan Topeng Ireng Putra. Tuan rumah menampilkan tarian ini dengan atraktif, menghibur, dan membangkitkan semangat.

Hari Ketiga: Jelajah Desa Sirahan dan Praktik Literasi Budaya

Menyusuri Desa Sirahan

Pada pagi hari, 2 Februari 2025, agenda yang dilaksanakan adalah Jelajah Desa Sirahan. Peserta diajak melihat lebih dekat kondisi desa dengan berjalan kaki dari ujung ke ujung.

Di Desa Sirahan terdapat TBM Ibnu Hajar, yang menjadi lokasi acara. Kompleksnya cukup luas. Seorang pemandu menjelaskan berbagai hal tentang desa, termasuk kisah lahar dingin Merapi. Sisa-sisa serta bukti otentik bencana itu ditunjukkan kepada peserta.

Setelah berkeliling, agenda dilanjutkan dengan Dahar Kemulan. Peserta duduk berhadapan, di depan mereka tersaji nasi dan lauk di atas daun pisang. Suasana kearifan lokal terasa kental. Setelah berdoa, semua menikmati makanan bersama. Ada kebersamaan yang begitu terasa.

Diskusi Literasi Budaya

Sesi terakhir menghadirkan narasumber:

1. Ahmad Ikhwan Susilo – TBM Gelaran Jambu Kediri

2. Den Hasan – Rumah Belajar Ilalang Jepara

Moderator : Astri Juli, TBM Indung Nyakola Bandung.

Mereka berbagi pengalaman bagaimana seni dan budaya bisa menjadi bagian dari Literasi. Dalam sesi ini, narasumber Ikhwan membagikan praktik baik literasi budaya yang ia lakukan. Ia menggelar seni ludruk yang diadaptasi dari karya sastra (buku). Dengan berbagai persiapan matang, pementasannya mendapat banyak apresiasi.

Meskipun sering kali minim penonton akibat budaya asli yang tergeser oleh budaya luar, ada momen di mana pagelaran budaya yang ia adakan berhasil menarik hingga 500 penonton.

Berbeda dengan Ikhwan yang fokus pada seni pertunjukan tradisional, Den Hasan dari Jepara mengenalkan berbagai permainan tradisional. Meski permainan ini mulai tergerus oleh permainan modern, ia tetap konsisten mengembangkan dan memperkenalkannya kepada masyarakat.


Setelah sesi berbagi cerita, acara dilanjutkan dengan penampilan seni dari R. Azazi Rhomantoro dari TBM Tirtonegoro Samarinda. Permainan musik tradisional dari Kalimantan yang ia bawakan memukau peserta. Dua lagu dimainkan, salah satunya diiringi tarian kontemporer oleh tiga penari. Penampilan ini sukses menghibur dan mencairkan suasana.

Perpisahan yang Mengharukan

Sebagai penutup kegiatan, seluruh Pengurus Pusat yang hadir dalam Temu Pegiat TBM 2025 naik ke atas panggung utama. Momen ini bukan sekadar perkenalan agar mereka dapat dikenali langsung oleh peserta, tetapi juga sebagai kesempatan untuk menyampaikan sosialisasi hasil Rapat Kerja 2025 Forum TBM.

Suasana penutupan terasa syahdu. Isak tangis terdengar di beberapa sudut. Tiga hari kebersamaan yang penuh makna telah menciptakan ikatan emosional yang kuat. Semangat yang terbangun selama acara ini menjadi pemantik energi baru bagi setiap peserta untuk terus bergerak dalam gerakan literasi.

Satu per satu, kami saling bersalaman. Kata-kata perpisahan terucap dengan penuh kehangatan. Beberapa peserta masih enggan beranjak, ingin memperpanjang kebersamaan meski waktu telah usai. Temu Pegiat TBM 2025 mungkin telah berakhir, tetapi semangatnya akan terus menyala di hati setiap pegiat literasi.

Sampai jumpa di Temu Pegiat TBM berikutnya!

2 komentar:

Harap berkomentar dengan sopan dan sesuai topik

Gambar tema oleh 5ugarless. Diberdayakan oleh Blogger.