Cerpen Anak : Bermain Tak Ingat Waktu

Karya : Meilitha Chaliana Michel 

Kelas 6 MI ISLAM PUCANGRO (TA 2024/2025)


Pada suatu hari yang cerah, seorang anak bernama Tomi sedang asyik bermain layang-layang di lapangan dekat rumahnya. Langit biru tanpa awan dan angin bertiup kencang, membuat layang-layangnya terbang tinggi. Meski begitu, Tomi merasa kesepian karena tidak ada teman yang menemani. Ia teringat akan Tito, sahabatnya yang tinggal tidak jauh dari situ. 

"Tito pasti senang kalau diajak bermain layang-layang," pikir Tomi. Dengan semangat, ia menggulung benang layang-layangnya dan berlari menuju rumah Tito. Setibanya di sana, Tomi mengetuk pintu dan memanggil sahabatnya.

"Tito, ayo main layang-layang di lapangan! Cuacanya sangat bagus hari ini," ajak Tomi dengan penuh antusias.

Tito, yang sedang bermain di dalam rumah, langsung setuju. "Tunggu sebentar, Tomi! Aku ambil layang-layangku dulu," kata Tito dengan mata berbinar.

Keduanya kemudian bergegas ke lapangan, membawa layang-layang mereka. Dengan riang gembira, mereka menghabiskan waktu bermain, berlari-lari mengejar layang-layang yang terbang tinggi di langit.

Namun, saat mereka tengah bersenang-senang, langit tiba-tiba berubah menjadi gelap. Wajah mereka berubah murung ketika hujan mulai turun dengan deras.

"Tomi, sepertinya kita harus berhenti. Hujannya sangat deras," kata Tito dengan kecewa.

"Iya, Tito. Sebaiknya kita tunggu sampai hujan reda saja," jawab Tomi.

Tetapi Tito tidak sabar menunggu. "Aku tidak mau menunggu, Tomi. Aku akan pulang sekarang," ujar Tito sambil berlari keluar rumah.

Di perjalanan pulang, Tito bertemu dengan Ika dan Ima yang sedang membawa payung. Ima melihat Tito yang basah kuyup dan bertanya, "Hai Tito, kenapa kamu bermain hujan? Nanti kamu bisa sakit loh."

"Aku baru saja pulang dari rumah Tomi. Hujannya tiba-tiba turun deras," jawab Tito.

"Kamu mau pulang bersama kami? Kami punya payung," tawar Ima.

"Tidak, terima kasih. Main hujan lebih seru," kata Tito sambil tersenyum.

Ika dan Ima melanjutkan perjalanan mereka, sementara Tito terus berlari dalam hujan. Sesampainya di rumah, Tito segera mandi. Namun, setelah mandi, tubuhnya mulai terasa panas. Tito mulai batuk-batuk dan hidungnya tersumbat.

Setelah kejadian itu, Tito menyesal dan berjanji pada dirinya sendiri untuk tidak bermain hujan lagi. Ibunya menasihati Tito agar selalu menjaga kesehatannya dan tidak bermain di bawah hujan deras. Tito mengerti bahwa meskipun bermain itu menyenangkan, kesehatan adalah hal yang paling penting. 

Tidak ada komentar

Harap berkomentar dengan sopan dan sesuai topik

Gambar tema oleh 5ugarless. Diberdayakan oleh Blogger.