Belajar Sekaligus Praktek Membatik Langsung di Watungkal Edupark Sendangagung

Pada Kamis, tanggal 23 Mei 2024, TBM Bintang Brilliant mengadakan kegiatan menarik bertajuk "Studi Literasi Budaya dan Kewargaan". Kegiatan di hari libur (tanggal merah tersebut dilaksanakan di Watungkal Edupark, Sendangagung, Paciran. Jumlah peserta yang ikut kali ini adalah 32 anak. Mereka diajak belajar sekaligus praktek langsung membatik serta menikmati permainan tanpa gadget.

Perjalanan dari TBM Bintang Brilliant di Desa Pucangro Kecamatan Kalitengah Kabupaten Lamongan menuju Watungkal Edupark memakan waktu sekitar 40 menit dengan menggunakan kendaraan roda empat. Sama-sama di Lamongan tapi beda Kecamatan. 

Setibanya di lokasi, anak-anak disambut hangat oleh Kakak-kakak Pokdarwis Watungkal. Acara dibuka dengan sambutan-sambutan dan penjelasan singkat mengenai tahap-tahap membatik yang akan mereka jalani.

Proses Membatik

Untuk memudahkan proses belajar, anak-anak dibagi menjadi empat kelompok. Dalam proses ini, mereka menggunakan alat canting, lilin, dan kain mori. Media yang digunakan kali ini adalah totobag, yang bisa dimanfaatkan untuk jangka panjang.

1.  Tahap Aplikasi Lilin

Setiap totobag sudah diberi pola bunga-bunga menggunakan pensil untuk memudahkan anak-anak dalam proses membatik. Kalau diminta gambar sendiri pasti lama dan tidak bisa selesai satu hari. Alat-alat seperti canting, lilin, kompor dan alasnya sudah disediakan. 

Anak-anak tinggal mengaplikasikan lilin panas ke kain totobag yang telah dibagian ke masing-masing sesuai pola yang ada. Anak-anak bergantian mencoba, dibimbing dengan sabar oleh kakak-kakak dari Pokdarwis Watungkal Edupark Sendangagung. Satu kelompok ada 2 pendamping/pembimbing. 

Mencanting dilakukan dengan cara menorehkan lilin cair pada kain totobag. Cara memegang canting seperti sedang memegang pensil, namun posisi cucuk canting agak mendongak ke atas agar malam tidak menetes-netes. Ada kardus di sela totobag sebagai pembatas supaya tidak tembus ke belakang. 

Pola yang masih kosong diberi berbagai macam ornamen seperti garis-garis arsiran, titik-titik, bunga kecil dan lainnya disesuaikan dengan kebutuhan serta keinginan. Tidak lupa dibubuhi nama supaya gak tertukar dengan teman lainnya. 

2. Tahap Pewarnaan

Setelah menyelesaikan pola dengan lilin, anak-anak pindah tempat untuk melakukan pewarnaan tahap pertama. Ada beberapa warna yang disediakan, dan setelah diberi contoh, anak-anak bebas berkreasi sesuai imajinasi mereka. 


3. Pengeringan dan Penguncian Warna

Kain yang telah diwarnai dijemur hingga kering. Setelah itu, dilakukan penguncian warna dengan zat kimia khusus agar warnanya tidak pudar saat dicuci dengan air panas. Setelah dikunci warna, kain dijemur lagi. 

4. Perebusan dan Pencucian

Totobag yang sudah kering dimasukkan ke dalam air panas dan dibolak-balik. Anak-anak hanya melihat proses ini karena risiko terkena air panas. Perebusan dilakukan untuk untuk menghilangkan atau melepaskan lilin pada kain. Setelah lilin lepas, akan muncul motif yang telah digambar. Aplikasi Lilin yang awalnya berwarna coklat berubah menjadi putih seperti kainnya. 

Setelah direbus, totobag dicuci dan dijemur lagi hingga kering. Proses ini membuat hasil batik mereka semakin terlihat indah.

Anntusiasme dan Pertanyaan Inspiratif

Anak-anak sangat senang bisa praktek langsung membuat batik. Mereka tidak hanya mendapatkan teori, tetapi juga merasakan euforia dalam proses kreatif ini. Salah satu momen menarik adalah ketika seorang anak bertanya, "Bagaimana kalau ada orang yang tidak punya tangan, apa bisa membatik?" Jawabannya adalah tetap BISA. Asalkan ada kemauan yang kuat, semuanya bisa dilakukan. Dalam membatik, bisa menggunakan kaki, bahu, atau mulut. Intinya adalah mau belajar dan membiasakan diri.

Permainan dan Hadiah

Sambil menunggu totobag kering, tim dari Watungkal Edupark mengajak anak-anak bermain game seru. Permainan ini tidak hanya menghibur tetapi juga mendidik, dan ada hadiah bagi pemenangnya. 

Dua anak yang menghasilkan karya batik paling bagus juga diberikan hadiah khusus sebagai apresiasi atas kreativitas mereka.

Kegiatan "Studi Literasi Budaya dan Kewargaan" ini memberikan pengalaman yang sangat berharga bagi anak-anak TBM Bintang Brilliant. Mereka tidak hanya belajar tentang teknik membatik tetapi juga mendapatkan pelajaran penting tentang kreativitas dan kemauan belajar. 

Kegiatan ini menjadi salah satu momen tak terlupakan dalam perjalanan pendidikan mereka. Dengan semangat dan kebersamaan, anak-anak pulang dengan karya totobag batik mereka, membawa pulang pengalaman dan kenangan yang akan selalu mereka ingat.

Tidak ada komentar

Harap berkomentar dengan sopan dan sesuai topik

Gambar tema oleh 5ugarless. Diberdayakan oleh Blogger.