Pengembangan Literasi Sains Melalui Pengamatan Sederhana
IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) atau sains merupakan ilmu pengetahuan teoritis yang diperoleh atau disusun dengan cara yang khas atau khusus, yaitu dengan cara melakukan observasi eksperimentasi dan penyimpulan. Dalam sains ini juga dituntut untuk menemukan sesuatu teori dan pembuktiannya dengan metode seorang ilmuwan atau lebih dikenal dengan metode ilmiah.
Supaya anak-anak zaman now yang duduk di sekolah memiliki kompetensi dan pengetahuan yang mumpuni dibidang sains dan teknologi, pembelajaran yang mengacu pada buku teks selayaknya diubah.
Metode pembelajaran tradisional yang hanya berupa ceramah pada Literasi sains juga sudah tidak relevan lagi. Metode semacam ini hanya menjadikan anak-anak menjadi pendengar yang pasif. Jika masih diteruskan, kelak ketika dewasa mereka tidak akan dapat bersaing di era global.
Metode pembelajaran seyogyanya diubah dengan menempatkan anak-anak menjadi peneliti yang bisa melihat secara langsung gejala alam yang dipelajari, mereka dapat mencatat dan mendiskusikan bersama serta mengambil kesimpulan atas apa yang dipelajari.
Sains sebagai proses merupakan langkah-langkah yang ditempuh para ilmuwan untuk melakukan penyelidikan dalam rangka mencari penjelasan tentang gejala-gejala alam. Jika para ilmuwan yang berpendidikan tinggi bisa melakukan penyelidikan dan eksperimen tingkat tinggi, anak-anak di sekolah dasar juga bisa melakukannya. Hanya saja ruang lingkup dan cakupan penelitiannya berbeda.
Baca juga :
Anak-anak dapat belajar dari hal yang paling sederhana yang berada di lingkungan sekitar mereka dan dapat dikembangkan saat dewasa nanti. Pengamatan sederhana pada pembelajaran literasi sains dapat melatih anak-anak menjadi ilmuwan dalam menemukan konsep yang dipelajari.
Pembelajaran literasi sains yang mumpuni dapat membentuk inetelektualitas dan budaya ilmiah anak-anak. Pada akhirnya nanti mereka akan dapat bersaing di era global. Dengan melakukan pengamatan sederhana pembelajaran literasi sains akan lebih mudah diterima dan tidak terasa berat lagi.
Supaya anak-anak zaman now yang duduk di sekolah memiliki kompetensi dan pengetahuan yang mumpuni dibidang sains dan teknologi, pembelajaran yang mengacu pada buku teks selayaknya diubah.
Metode pembelajaran tradisional yang hanya berupa ceramah pada Literasi sains juga sudah tidak relevan lagi. Metode semacam ini hanya menjadikan anak-anak menjadi pendengar yang pasif. Jika masih diteruskan, kelak ketika dewasa mereka tidak akan dapat bersaing di era global.
Metode pembelajaran seyogyanya diubah dengan menempatkan anak-anak menjadi peneliti yang bisa melihat secara langsung gejala alam yang dipelajari, mereka dapat mencatat dan mendiskusikan bersama serta mengambil kesimpulan atas apa yang dipelajari.
Sains sebagai proses merupakan langkah-langkah yang ditempuh para ilmuwan untuk melakukan penyelidikan dalam rangka mencari penjelasan tentang gejala-gejala alam. Jika para ilmuwan yang berpendidikan tinggi bisa melakukan penyelidikan dan eksperimen tingkat tinggi, anak-anak di sekolah dasar juga bisa melakukannya. Hanya saja ruang lingkup dan cakupan penelitiannya berbeda.
Baca juga :
Anak-anak dapat belajar dari hal yang paling sederhana yang berada di lingkungan sekitar mereka dan dapat dikembangkan saat dewasa nanti. Pengamatan sederhana pada pembelajaran literasi sains dapat melatih anak-anak menjadi ilmuwan dalam menemukan konsep yang dipelajari.
Pembelajaran literasi sains yang mumpuni dapat membentuk inetelektualitas dan budaya ilmiah anak-anak. Pada akhirnya nanti mereka akan dapat bersaing di era global. Dengan melakukan pengamatan sederhana pembelajaran literasi sains akan lebih mudah diterima dan tidak terasa berat lagi.
Tidak ada komentar
Harap berkomentar dengan sopan dan sesuai topik